Pahami Manajemen Risiko Sebelum Implementasi ERP
Pahami Manajemen Risiko Sebelum Implementasi ERP

10 Mei 2021 10:26 3.070 Share

Sebelum mengenal manajemen resiko, anda perlu memahami definisi umum terkait risiko. Secara umum Risiko merupakan kemungkinan terjadinya Sesutu yang buruk datau hulangnya sesuai yang memiliki nilai. Nilai ini dapat diperoleh tau hilang ketika anda mengambil keputusan untuk melakukan ataupun tidak melakukan suatu tindakan.

Dalam dunia bisnis, risiko dapat diartikan sebagai faktor luar maupun faktor dalam yang dapat menyebabkan ketidakpastian dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk menghadapi risiko ini, anda harus mengidentifikasi, menganalisa dan mengevaluasi risiko tersebut. Oleh karena itu kita memerlukan pengelolaan yang disebut Manajemen Resiko.

 

Peran Konsultan ERP Dalam Langkah Implementasi ERP

 

Apa itu Manajemen Risiko ?

Manajemen risiko didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, memantau dan mengelola risiko potensial untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya terhadap perusahaan. Setiap bidang dalam bisnis memiliki risikonya tersendiri.

Menurut Grabski et al. (2001), terdapat lima risiko utama yang dihadapi perusahaan terkait dengan implementasi ERP, yaitu:

  1. Kurangnya keselarasan antara sistem informasi baru dan proses bisnis.
  2. Kemungkinan kehilangan kontrol karena terjadi desentralisasi dalam proses pengambilan keputusan
  3. Risiko terkait kompleksitas proyek
  4. Kurangnya potensial keterampilan in-house
  5. Penolakan pengguna

Hasil penelitian Rajnoha et al. (2014) menunjukkan bahwa risiko yang kemungkinan dihadapi pada saat implementasi ERP antara lain:

  • Konflik prioritas yang mengakibatkan keterlambatan
  • Meremehkan tingkat kompleksitas konversi data
  • Meremehkan tingkat kompleksitas antarmuka
  • Salah memperkirakan segi keuangan dalam fase implementasi
  • Kurangnya pelatihan pengguna terhadap sistem ERP baru
  • Terlalu banyak perubahan pada prosedur dan persyaratan
  • Penolakan dari pemangku kepentingan dan pengguna, karena mereka merasa sistem ERP tidak memenuhi kebutuhan mereka atau karena tidak dilibatkan secara aktif pada saat pengembangan
  • Kapasitas sistem dan kinerja tidak cukup untuk operasi saat ini 

Bagaimana Melakukan Manajemen Risiko ?

 

 Berikut ini adalah 6 langkah atau tahapan Manajemen Risiko yang harus kita ketahui untuk menghasilkan proses manajemen yang efektif.

 

 

1. Identifikasi Risiko

Langkah pertama dalam Tahapan Manajemen Risiko adalah mengidentifikasikan Risiko. Kita perlu memahami dan menemukan faktor risiko yang terlibat dalam suatu keputusan ataupun proyek. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menemukan risiko-risiko dalam suatu proyek atau suatu keputusan yang akan diambil. Kita perlu mencatat semua poin-poin risiko dan menyiapkannya menjadi sebuah daftar risiko untuk proyek atau keputusan tersebut.

 

2. Analisas Risiko

Setelah menemukan dan memahami risikonya, kita perlu menganalisis risikonya. Menentukan kemungkinan dan konsekuensi dari setiap risiko tersebut. Kita perlu mengembangkan pemahaman tentang potensi dan sifat risikonya yang akan memengaruhi keberhasilan suatu proyek atau bisnis. Contohnya, Ada risiko yang dapat membuat seluruh bisnis terhenti, sementara ada risiko yang hanya akan menjadi ketidaknyamanan kecil.

 

3. Penilaian & Peringkatan Risiko

Setelah dianalisis, Risiko-risiko tersebut perlu diberikan peringkat dan prioritas. Sebagian besar solusi manajemen risiko memiliki kategori risiko yang berbeda, tergantung pada tingkat keparahan risiko tersebut. Risiko yang hanya dapat menyebabkan beberapa ketidaknyamanan dinilai rendah (low risk), sedangkan risiko yang dapat menyebabkan kerugian besar atau bencana dinilai lebih tinggi (high risk). Penentuan risiko ini sangat penting karena akan menentukan cara penanganannya serta sumber daya yang akan digunakannya pada penanganan risiko tersebut. Contohnya, pada beberapa risiko tingkat rendah, penanganannya mungkin tidak memerlukan intervensi manajemen tingkat atas. Namun apabila terdapat satu risiko dengan peringkat tertinggi maka diperlukan intervensi segera dari manajemen tingkat atas.

 

4. Tanggapan Risiko

Tahapan ini juga disebut dengan Risk Response Actions atau Tindakan Respon Risiko. Setelah memperhitungkan setiap risikonya, kita perlu memutuskan bagaimana merespon setiap risiko. Ada beberapa tanggapan risiko yang dapat kita ambil, diantaranya adalah

  • Mengambil tindakan untuk menghentikan semua kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya risiko.
  • Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampaknya (Risk Reduction).
  • Mengambil tindakan untuk memindahkan beberapa risiko atau semua risiko ke pihak lain seperti melalui asuransi atau outsourcing (Risk Sharing atau Risk Transfer).
  • Menerima Risiko tersebut terjadi atau tidak mengambil tindakan apapun untuk menganggulangi risikonya (Risk Acceptence).

5. Pengendalian Aktivitas

Selain menentukan tanggapan dari suatu risiko, risk management juga memiliki tahapan untuk mengendalikan aktivitas pelaksanaannya. Tahapan ini menjadi tahapan yang memastikan bahwa semua prosedur dari risk management dilakukan sesuai dengan kebijakan yang diatur. Contoh berbagai aktivitas pengendalian dalam suatu risk management adalah pembuatan kebijakan dan panduan pelaksanaan, pengamanan aset organisasi, pemberian wewenang dan pemisahan tugas, juga supervisi atasan. Semuanya akan memastikan bahwa aktivitas risk management telah dikendalikan dengan baik.

 

6. Pemantauan & Evaluasi Risiko

Terakhir, jangan lupa untuk menggunakan semua informasi dan komunikasi yang didapatkan dari risk management sebagai bahan monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah pemantauan yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui apakah risk management sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedurnya. Selain monitoring, dilakukan juga evaluasi untuk mengetahui apakah ada kendala dan yang perlu diperbaiki dari risk management yang sudah dilakukan.

Tips Membandingkan Biaya Software ERP

Whatsapp Folarium
Page loaded in 2.83098 seconds