5 Tahapan Penetration Test Pada Sistem

5 Tahapan Penetration Test Pada Sistem

22 Mar 2022 09:06 1.595 Share

Bayangkan Anda adalah seorang CTO di sebuah perusahaan yang sedang berkembang pesat. Data karyawan, hasil asesmen, dan informasi sensitif lainnya mengalir deras melalui sistem Anda setiap hari. Pertanyaannya, seberapa yakin Anda bahwa sistem tersebut aman dari ancaman siber?

Di era digital ini, keamanan sistem bukan lagi sekadar opsi, melainkan sebuah kewajiban. Salah satu cara proaktif untuk memastikan keamanan tersebut adalah dengan melakukan penetration test atau pentest. Pentest adalah simulasi serangan siber yang dilakukan untuk mengidentifikasi kerentanan dalam sistem Anda. Bagi seorang IT Manager, HRIS Specialist, Data Protection Officer, atau anggota HR Digital Transformation Team, memahami tahapan pentest sangatlah krusial untuk melindungi aset perusahaan dan menjaga kepercayaan stakeholder.

Mengapa Penetration Test Penting untuk Sistem Anda?

Penetration test bukan hanya tentang menemukan celah keamanan, tetapi juga tentang memahami risiko dan dampaknya terhadap bisnis Anda. Dengan melakukan pentest secara berkala, Anda dapat:

  • Mengidentifikasi kerentanan sebelum dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
  • Mengevaluasi efektivitas kontrol keamanan yang sudah ada.
  • Memenuhi standar kepatuhan terhadap regulasi keamanan data seperti GDPR atau UU PDP.
  • Meningkatkan kesadaran keamanan di seluruh organisasi.
  • Meminimalisir potensi kerugian finansial dan reputasi akibat serangan siber.

"Keamanan sistem adalah investasi, bukan biaya. Melindungi data berarti melindungi masa depan bisnis Anda."

5 Tahapan Penting dalam Penetration Test

Berikut adalah 5 tahapan utama dalam sebuah penetration test:

1. Perencanaan dan Pengumpulan Informasi (Planning and Reconnaissance)

Tahap ini melibatkan penentuan ruang lingkup, tujuan, dan aturan keterlibatan pentest. Tim pentester akan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang sistem target, termasuk arsitektur jaringan, aplikasi yang digunakan, dan informasi publik lainnya. Informasi ini akan digunakan untuk merencanakan serangan yang efektif.

  • Definisi Ruang Lingkup: Menentukan aset mana saja yang akan diuji.
  • Pengumpulan Informasi Pasif: Mengumpulkan data publik tentang target.
  • Pengumpulan Informasi Aktif: Melakukan scanning untuk mengidentifikasi sistem dan layanan yang berjalan.

2. Pemindaian (Scanning)

Pada tahap ini, tim pentester menggunakan berbagai alat dan teknik untuk memindai sistem target dan mengidentifikasi potensi kerentanan. Ini termasuk port scanning, vulnerability scanning, dan service enumeration. Hasil pemindaian akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang permukaan serangan yang mungkin.

  • Port Scanning: Mengidentifikasi port yang terbuka dan layanan yang berjalan.
  • Vulnerability Scanning: Mencari kerentanan yang diketahui dalam sistem dan aplikasi.
  • Service Enumeration: Mengidentifikasi versi software dan service yang berjalan untuk mencari kerentanan spesifik.

3. Mendapatkan Akses (Gaining Access)

Tahap ini adalah inti dari pentest, di mana tim pentester mencoba untuk mengeksploitasi kerentanan yang ditemukan pada tahap sebelumnya. Ini dapat melibatkan berbagai teknik, seperti SQL injection, cross-site scripting (XSS), atau eksploitasi buffer overflow. Tujuan utama adalah untuk mendapatkan akses ke sistem target dan membuktikan dampak dari kerentanan yang ditemukan.

  • Eksploitasi Kerentanan: Menggunakan exploit untuk mendapatkan akses ke sistem.
  • Password Cracking: Mencoba memecahkan password untuk mendapatkan akses.
  • Social Engineering: Memanipulasi individu untuk mendapatkan informasi atau akses.

4. Mempertahankan Akses (Maintaining Access)

Setelah berhasil mendapatkan akses, tim pentester akan mencoba untuk mempertahankan akses tersebut tanpa terdeteksi. Ini dapat melibatkan pemasangan backdoor, pembuatan akun pengguna baru, atau modifikasi konfigurasi sistem. Tujuannya adalah untuk mensimulasikan skenario di mana seorang penyerang telah berhasil menyusup ke dalam sistem dan ingin tetap berada di sana untuk jangka waktu yang lama.

  • Pemasangan Backdoor: Memungkinkan akses kembali ke sistem di masa mendatang.
  • Lateral Movement: Bergerak ke sistem lain dalam jaringan.
  • Privilege Escalation: Meningkatkan hak akses ke tingkat yang lebih tinggi.

5. Analisis dan Pelaporan (Analysis and Reporting)

Tahap terakhir adalah menganalisis hasil pentest dan menyusun laporan yang komprehensif. Laporan ini harus mencakup semua kerentanan yang ditemukan, risiko yang terkait, dan rekomendasi untuk perbaikan. Laporan ini akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk mengambil tindakan korektif dan meningkatkan postur keamanan mereka.

  • Dokumentasi Kerentanan: Mencatat semua kerentanan yang ditemukan.
  • Analisis Risiko: Menentukan dampak bisnis dari setiap kerentanan.
  • Rekomendasi Perbaikan: Memberikan saran untuk memperbaiki kerentanan.

"Penetration test bukan akhir dari perjalanan keamanan, tetapi awal dari peningkatan berkelanjutan."

Dengan memahami lima tahapan penetration test ini, Anda dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi sistem dan data perusahaan Anda. Ini bukan hanya tentang mencegah serangan siber, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dengan pelanggan, mitra, dan karyawan Anda.

Bayangkan, sebuah sistem asesmen yang aman dan terpercaya, di mana data kandidat dilindungi dengan ketat, dan proses asesmen berjalan dengan lancar tanpa gangguan. Inilah yang ingin kami wujudkan di Folarium. Sistem berbasis data yang aman dan handal adalah fondasi dari pengambilan keputusan SDM yang efektif dan strategis. Jelajahi bagaimana solusi enterprise Folarium dapat membantu Anda mencapai tujuan tersebut.

Page loaded in 2.72512 seconds