6 Tips Manajemen Inventaris Yang Mempermudah Kerja Perusahaan
21 Juni 2022 09:28 286 Share
Manajemen inventaris membantu Anda mengetahui pergerakan dan lokasi stok di gudang perusahaan. Untuk menerima output yang maksimal, perusahaan harus berusaha mengoperasionalkan pengaturan inventaris secara optimal agar bisa menyeimbangkan situasi permintaan-penawaran menggunakan lebih baik. Berikut tips yang bisa Anda terapkan.
Baca juga: Kesalahan yang Sering Diabaikan dalam Manajemen Aset Perusahaan
1. Catat Seluruh Informasi
Sebagai pemilik bisnis, penting untuk mengetahui informasi mengenai barang yang ada di gudang. Informasi yang diberikan meliputi SKU (Stock Keeping Unit), data barcode, pembeli produk, negara asal produk, dan lainnya. Selain itu, perlu Anda ketahui juga harga setiap item.
Mengetahui hal ini memungkinkan Anda untuk menyesuaikan harga suatu barang jika ada perubahan yang mempengaruhi anggaran. Misalnya, ada kelangkaan produk dan berimbas pada kenaikan harga, maka Anda bisa mengatasinya lebih dulu dengan memilih alternatif.
2. Pantau Supplier
Anda perlu meninjau faktor eksternal perusahaan seperti supplier. Pantau dan evaluasi kinerja supplier barang Anda. Apakah pengiriman barangnya dilakukan secara on-time? Apakah saat terdapat pengajuan retur ditanggapi dengan baik dan cepat?
Diskusikan kendala dengan staf Anda, apakah pelayanan supplier selama ini memuaskan? Apabila tidak, maka jangan ragu buat mencari alternatif. Lantaran makin tidak baik kinerja supplier pastinya akan mempengaruhi ketersediaan barang Anda.
3. Stok Opname Berkala
Beberapa bisnis melakukan stok opname setahun sekali, beberapa sekali, atau setiap dua minggu sekali. Setiap perusahaan memiliki aturannya sendiri mengenai waktu persediaan. Tujuan dari inventarisasi ini adalah untuk mengetahui secara pasti berapa banyak barang yang ada dalam persediaan.
Jika Anda memiliki ribuan item di gudang yang perlu dihitung, Anda memerlukan sistem manajemen inventaris untuk membantu perhitungan tersebut. Pengecekan stok barang sangat penting karena sekaligus monitoring berbagai kendala dan alur barang di gudang.
4. Rumus 80:20
Secara umum, perusahaan menggunakan rumus 80% keuntungan berasal dari penjualan yang didapat dari 20% barang inventori. Dengan mengidentifikasi item yang mewakili 80% dari keuntungan perusahaan Anda, Anda dapat memprioritaskan item tersebut agar selalu tersedia dan ada di gudang.
Perhatikan berapa banyak barang yang Anda jual dalam seminggu atau sebulan. Pantau lalu lintas barang-barang tersebut dengan cermat, karena 80% pendapatan bisnis Anda berasal dari barang-barang tersebut.
5. Pantau Laporan Penjualan
Mungkin yang selama ini anda lakukan hanyalah memerhatikan penjualan hari ini lebih baik dari kemarin. Namun, Anda perlu mencari tahu kenapa sejumlah barang terjual lebih cepat di waktu-waktu tertentu, atau justru malah menurun. Data ini akan sangat berguna jika Anda ingin mengadakan promosi.
Misalnya, promo hari gajian atau beli satu gratis satu untuk barang-barang tertentu. Laporan penjualan bukan hanya untuk analisa peningkatan penjualan tetapi juga memastikan barang-barang di gudang tetap tersedia dan bisa melakukan produksi secara lancar terutama di waktu-waktu pesanan melimpah.
6. Mengadopsi Sistem Manajemen Inventaris
Terlalu banyak stok gudang yang terbengkalai merupakan kesalahan pengelolaan keuangan dan inventaris. Keadaan tak efisien ini akan mempengaruhi produktivitas bisnis dan merugikan secara finansial. Pengelolaan inventaris manual akan lebih berisiko karena banyaknya kendala dari mulai human error, laporan tidak realtime, dan akurasi rendah.
Mengadopsi sistem manajemen gudang menjadi solusinya. Sistem ERP adalah salah satu software yang menyediakan pengaturan inventaris dengan lengkap. Salah satunya Folarium ERP, dengan berbagai tools yang mudah Anda gunakan, analisa dan sistem penghitungan otomatis, serta pencatatan realtime.
Itulah tips untuk mengoptimalkan pengaturan inventaris. Dengan perangkat lunak manajemen inventaris terlengkap, beberapa tips di atas bisa langsung Anda terapkan dalam sekali langkah. Jangan sampai kesalahan dalam pengelolaan inventaris terjadi dan membuat produktivitas bisnis menurun.
